Fly ash serta bottom ash yaitu terminology umum untuk abu terbang yang enteng serta abu relatif berat yang muncul dari satu sistem pembakaran satu bahan yang lazimnya hasilkan abu. Fly ash serta bottom ash dalam konteks ini yaitu abu yang dibuat dari pembakaran batubara. Simak juga artikel mengenai Pemakaian Fly Ash Untuk Bahan Bangunan.
Batubara jadi bahan bakar banyak dipakai di PLTU. Kecenderungan saat ini karena naiknya harga minyak diesel industri, jadi banyak perusahaan yang berpindah memakai batubara jadi bahan bakar dalam hasilkan steam (uap). Sisa hasil pembakaran dengan batubara hasilkan abu yang dimaksud dengan fly ash serta bottom ash (5-10%). Persentase abu (fly ash serta bottom ash) yang dibuat yaitu fly ash (80-90%) serta bottom ash (10-20%)
Pabrik semen membutuhkan fly ash yang dipakai jadi pengganti (substitusi) batuan trass yang berbentuk pozzolanic untuk pembuatan semen tahan asam (PPC). Pemakaian fly ash di satu diantara pabrik semen sekitar pada 4-6 persen berat raw mill.
Semen jadi bahan pengikat sudah di kenal mulai sejak jaman Mesir kuno yang disebut kalsinasi gypsum yg tidak murni. Sedang kalsinasi batu kapur baru diawali oleh bangsa Romawi. Mereka memakai material yang di ambil dari lembah Napples (Italia) persisnya di daerah Pozzoalu yang disebut asal-usul penamaan Pozzolano pada bahan itu.
Semen Portland terdiri jadi 5 type yakni Semen Portland I s. d V. Tiap-tiap type semen Portland tidak sama dalam racikannya (sesuai sama standar ASTM serta SII, saksikan Lampiran). Maksud racikan di sini yaitu ketidaksamaan komposisi kimia serta karakter fisika semen yang juga akan terjadi. Ketidaksamaan kimia yakni berapakah percent jumlah Kalsium, Silika, Aluminium serta Ferrum (besi) jadi unsur pembentuk paling utama semen serta ketidaksamaan fisika umpamanya loss of ignition, kuat tekan, panas hidrasi dll.
Dengan menambahkan fly ash juga akan menyebabkan pada susunan beton beberapa hal seperti berikut :
Batubara jadi bahan bakar banyak dipakai di PLTU. Kecenderungan saat ini karena naiknya harga minyak diesel industri, jadi banyak perusahaan yang berpindah memakai batubara jadi bahan bakar dalam hasilkan steam (uap). Sisa hasil pembakaran dengan batubara hasilkan abu yang dimaksud dengan fly ash serta bottom ash (5-10%). Persentase abu (fly ash serta bottom ash) yang dibuat yaitu fly ash (80-90%) serta bottom ash (10-20%)
Pabrik semen membutuhkan fly ash yang dipakai jadi pengganti (substitusi) batuan trass yang berbentuk pozzolanic untuk pembuatan semen tahan asam (PPC). Pemakaian fly ash di satu diantara pabrik semen sekitar pada 4-6 persen berat raw mill.
Semen jadi bahan pengikat sudah di kenal mulai sejak jaman Mesir kuno yang disebut kalsinasi gypsum yg tidak murni. Sedang kalsinasi batu kapur baru diawali oleh bangsa Romawi. Mereka memakai material yang di ambil dari lembah Napples (Italia) persisnya di daerah Pozzoalu yang disebut asal-usul penamaan Pozzolano pada bahan itu.
Semen Portland terdiri jadi 5 type yakni Semen Portland I s. d V. Tiap-tiap type semen Portland tidak sama dalam racikannya (sesuai sama standar ASTM serta SII, saksikan Lampiran). Maksud racikan di sini yaitu ketidaksamaan komposisi kimia serta karakter fisika semen yang juga akan terjadi. Ketidaksamaan kimia yakni berapakah percent jumlah Kalsium, Silika, Aluminium serta Ferrum (besi) jadi unsur pembentuk paling utama semen serta ketidaksamaan fisika umpamanya loss of ignition, kuat tekan, panas hidrasi dll.
Dengan menambahkan fly ash juga akan menyebabkan pada susunan beton beberapa hal seperti berikut :
- Curing time (usia 90 hari) laju reaksi pozzolanic (pengikatan Ca) bertambah hingga jumlah Ca (OH) 2 yang juga akan berhubungan dengan CO2 menyusut karena itu karbonasi terhambat
- Turunkan alkalinitas beton yang disebut penyebabnya terjadinya korosi pada besi beton
- Tingkatkan ketahanan concrete (beton) pada oksidasi karena lingkungan yang berbentuk asam (intinya daerah rawa).